Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info

Rabu, 19 Juni 2013

Makalah Geografi Transportasi dan Komunikasi


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Transportasi pada umumnya merupakan suatu sarana yang menghubungkan antara suatu wilayah dengan wilayah lainya. Transportasi itu memiliki peranan dan fungsi yang sangat penting, yaitu memberikan pelayanan bagi pengembangan kegiatan sector-sektor lain, dan memberikan manfaat ekonomi, social dan politik. Dengan kemajuan di sector transportasi, maka dapat mengatasi hambatan waktu dan ruang, sehingga seluruh baik regional dan nasional maupun global dapat dijangkau oleh pelayanan transportasi.
Di lain pihak, pengembangan wilayah dimaksudkan sebagai upaya untuk melaksanakan pembangunan ke seluruh wilayah yang tersebar, sehingga terjadi pemerataan pembangunan, yang diharapkan dapat mengurangi kesenjangan antar wilayah. Mengurangi kesenjangan antar wilayah dapat dianggap sebagai sasaran, sedangkan transportasi antar wilayah merupakan sarana yang digunakan. Antara sasaran dan sarana terdapat keterkaitan yang erat. Antara transportasi dan pembangunan wilayah merupakan interaksi dua arah.
Pada pembanguan suatu wilayah dibutuhkan transporati sehingga antar wilyah dapat terjalin suatu hubungan yang erat sehingga dapat mempercepat pembangunan pada suatu wilayah, dari hubungan suatu wilayah tersebut tidak lepas dari saling ketergantungan antar wilyah, maksudnya ialah suatu wilayah akan saling membutuhkan satu sama lain baik dalam bidang produksi maupun dan perpindahan penduduk. Oleh sebab itu sarana dan prasarana transportasi sangat penting bagi keterhubungan maupan ketergantungan antar wilayah.
Jasa transportasi memberikan dorongan dan pelayanan kepada berbagai kegiatan untuk meningkatkan pengembangan wialyah. Sedangkan pengembangan wilayah membutuhkan tersedianya pelayanan transportasi yang efektif dan efisien ke seluruh wilayah. Di hampir seluruh Negara berkembang dihadapi kendala yaitu terbatasnya fasilitas ( sarana dan prasaranan) transportasi, sehingga membangun wilayah keseluruh daerah tidak dapat dilaksanakan secara lancer dan merata.
Pada suatu pulau dibutuhkan tersedianya jaringan prasarana jalan darat, antar pulau dilayani angkutan laut, antar Bandar udara digunakan jasa penerbangan, dan trasnportasi ke/dari pulau/daerah terpencil/terisolir dilakukan angkutan perintis (pelayanan dan penerbangan).
Jaringan transportasi darat, laut dan udara harus disusun secara kesisteman dalam wujud System transportasi nasional (SISTRANAS) yang terpadu, sehingga mampu menyelenggarakan pelayanan transportasi secara efektif dan efisien dalam menunjang kelancaran arus barang dan, meningkatkan mobilitas penduduk, serta mendorong pembangunan keseluruh wilayah (pengembangan wilayah).

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang timbul ialah:
1.      Bagaimana hubungan dan ketergantungan antar wilayah dalam bidang transportasi?
2.      Bagaimana keterhubungan maupun ketergantungan antar wilyah melalui pusat-pusatnya dalam bidang transportasi?
3.      Bagaimana bangkitan maupun tarikan lalu lintas dalam pembangunan wilayah pada bidang transportasi?

C.    Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut maka tujuannya yaitu.:
1.      Mengetahui keterhubungan dan ketergantungan antar wilayah dalam bidang trasportasi.
2.      Mengetahui keterhubungan dan ketergantungan antar wilayah melalui pusat-pusatnya dalam bidang transportasi.
3.      Mengetahui bangkitan maupun tarikan lalu lintas dalam pembangunan wilayah pada bidang trasnportasi.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian keterhubunngan (Interrelationship) dan ketrgantungan (Interdepedency)
Keterhubungan atau dengan kata lain adalah keterkaitan, dalam bahasa inggrinya interrelationship, dan ketergantungan ialah interdependency. Keterhubungan antar wilayah diartikan adanya keterhubungan antara dua wilayah atau lebih. Keterhubungan antar wilayah menunjukan hubungan dua wilayah atau lebih. Keterhubungan antar wilayah menunjukan hubungan dua arah atau timbal balik antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain.
Hubungan dua arah dapat di ilustrasikan wilayah A mengirim barang (a) ke wilayah B, dan sebaliknya wilayah B menjual barang (b) ke pada wilayah A, jadi ada pengiriman barang (a) dan (b) dalam arah yang berbeda (berlawanan) antara wilayah A dan wilayah B.
Kegiatan ekspor maupun inpor antar wilayah maupun Negara didasarkan pada prinsip saling menguntungkan.untuk melaksanakan perdagangan antar Negara atau wilayah dibutuhkan tersedianya pelayanan transportasi (laut, darat dan udara) yang lancar.
Transportasi dapat diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan.Dalam hal ini terlihat tiga hal penting yaitu ada muatan yang diangkut, tersedia moda transportasi, dan ada jalur yang dilalui. Proses ransportasi merupakan gerakan dari empat asal ketempat tujuan. Transportasi menyebabkan nilai barang lebuh tinggi ditempat tujuan dari pada ditempat asal. Nilai yang diberikan oleh transportasi adalah berupa nilai tempat dan nilai waktu. Transportasi memberikan jasanya kepada masyarakat berupa jasa transportasi. Jasa tersebut akan habis dengan sendirinya dipakai ataupun tidak. Jasa transportasi merupakan output perusahaan dalam pelayananya seperti, jasa penerbangan, kereta api, jasa pelayaran dll. Sebaliknya, jasa transportasi merupakan salah satu faktor input dalam kegiatan produksi, perdagangan, pertanian dan kegiatan ekonomi.

Dilihat dari segi ekonomi, keperluan akan jasa transportasi mengikuti perkembangan jasa semua faktor ekonomi.Transportasi dikatakan sebagai derived demand dalam kegiatan perekonomian.
Pengertian transporasi secara umum yaitu, rangkaian kegiatan memindahkan/ mengangkut barang dari produsen ke konsumen ( chain of transportation )dengan menggunakan salah satu moda transportasi baik melalui darat maupun udara. Jadi jelaslah bahwa fasilitas transportasi mempunyai peranan dan fungsi yang sangat penting untuk melayani pengangkutan atau pengiriman barang dagangan dari suatu wilayah atau Negara ke Negara atau wilayah lainya, atau dapat dikatakan bahwa transportasi merupakan fasilitas pelayanan yang mendekatkan antara produsen dan konsumen atau Negara atau wilayah yang mengekspor dengan wilayah atau Negara yang mengimpor, yang dikatakan pula menjembatani antara dua Negara yang melakukan kegiatan ekspor dan impor.
Berbeda dengan keterhubungan, Suatu wilayah tertentu bergantung pada wilayah lain. Demikian juga wilayah lain memiliki ketergantungan pada wilayah tertentu. Diantara wilayah-wilayah tersebut, terdapat wilayah-wilayah tertentu yang memiliki kelebihan dibanding yang lain sehingga wilayah tersebut memiliki beberapa fasilitas yang mampu melayani kebutuhan penduduk dalam radius yang lebih luas, sehingga penduduk pada radius tertentu akan mendatangi wilayah tersebut untuk memperoleh kebutuhan yang diperlukan.
Ketergantungan pula mempuyai arti bahwa suatu wilayah A tidak menghasilkan barang (b) karena barang (b) itu lebih murah diproduksi oleh wilayah B, maka dikatakan bahwa wilayah A dalam hal barang (b) tergantung pada wilayah B, karena wilayah A tidak memiliki tidak memiliki potensi untuk memproduksi barang (b) tetapi dengan biaya produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah B yang memproduksi dengan biaya yang lebih rendah, maka wilayah A memilih mengimpor barang (b) dari wilayah B yang harganya lebih rendah (lebih murah).
Dalam perdagangan, suatu wilayah meskipun memiliki memproduksi suatu barang tetapi dengan biaya produksi lebih tinggi, maka wilayah tersebut akan lebih menggantungkan mengimpor barang tersebut dari wilayah lain yang mampu memproduksi dengan biaya yang lebih rendah, dalam hal ini, wilayah yang pertama yang mengimpor barang dikatakan memiliki comperative disadvantage atau ketidak-unggulan komparatif.
Perbedaan sumberdaya yang ada di suatu daerah dengan daerah lain mendorong masyarakat untuk melakukan mobilitas sehingga dapat memenuhi kebutuhannya. Dalam proses mobilitas inilah transportasi memiliki peranan yang penting untuk memudahkan dan memperlancar proses mobilitas tersebut. Proses mobilitas ini tidak hanya sebatas oleh manusia saja, tetapi juga barang dan jasa. Dengan demikian  nantinya interaksi antar daerah akan lebih mudah dan dapat mengurangi tingkat kesenjangan antar daerah.
Aktivitas penduduk yang meningkat perlu dijadikan perhatian dalam merumuskan kebijakan di bidang transportasi karena manusia senantiasa memerlukan transportasi. Hal ini merupakan sesuatu hal yang merupakan ketergantungan sumberdaya antar tempat. Hal ini menyebabkan proses interaksi antar wilayah yang tercermin pada fasilitas transportasi. Transportasi merupakan tolok ukur interaksi antar wilayah.

B.     Keterhubungan Antar Wilayah Melalui Pusat-Pusatnya dalam bidang Transportasi
Keterhubungan dan ketergantungan antar wilayah yang saling membutuhkan dan saling melengkapi antar wilayah, sehingga akan mewujudkan interaksi antara wilayah, interaksi berarti terjadi kegiatan (aksi) antar wilayah (inter). Kegiatan yang dimaksudkan adalah kegiatan arus barang dan arus manusia. Dalam pengembangan wilayah, arus barang mempuyai peranan penting, oleh karena itu perlu ditonjolkan dalam analisis. Kegiatan arus barang antar wilayah dilakukan melalui pusat-pusatnya, yaitu melalui keterhubungan antar pusat besar, pusat sedang, pusat kecil, melalui keterhubungan dari pusat besar ke pusat-pusat sedang  dan arah sebalikny, melalui keterhubungan dari pusat sedang ke pusat-pusat kecil dan arah sebaliknya, atau sering terjadi pula keterhubungan dari pusat besar ke pusat sedang dan kemudian diteruskan kepusat-pusat kecil yang tersebar letaknya, dan demikian arah sebaliknya.
Pusat-pusat yang dimaksud adalah ibukota provinsi, ibukota kabupaten/kota, dan ibukota kecamatan. Pusat-pusat tersebut merupakan pusat kegiatan produksi dan perdagangan serta transportasi tingkat nasional (PKN), pusat kegiatan tingkat wilayah (PKW), dan pusat-pusat kegiatan local (PKL).
Berdasarkan keterhubungan dan keterkaitan kegiatan jasa distribusi (jasa perdagangan dan jasa transportasi) yang dilakukan melaui pusat-pusat yang tersusun (terorganisasi) secara hirarkis dalam suatu Satuan Wilayah Pengembangan/ Pembangunan (SWP), maka dapat di tentukan arah orientasi jasa distribusi secara geografis, ke wilayah-wilayah mana saja kegiatan jasa distribusi dilakukan.
Hurst (1974) mengemukakan bahwa interaksi antar wilayah tercermin pada keadaan fasilitas transportasi serta aliran orang, barang, maupun jasa. Transportasi merupakan tolok ukur dalam interaksi keruangan antar wilayah dan sangat penting peranannya dalam menunjang proses perkembangan suatu wilayah. Wilayah dengan kondisi geografis yang beragam memerlukan keterpaduan antar jenis transportasi dalam melayani kebutuhan  masyarakat. Pada dasarnya, sistem transportasi dikembangkan untuk menghubungkan dua lokasi guna lahan yang mungkin berbeda. Transportasi digunakan untuk memindahkan orang atau barang dari satu tempat ke tempat lain sehingga mempunyai nilai ekonomi yang lebih meningkat.
Dalam wilayah daratan, terjadi kegiatan jasa distribusi yang dinyatakan dalam arus barang-barang manufaktur dan berbagai komoditas hasil pertanian. Barang-barang manufaktur didistribusikan dari ibukota provinsi ke ibukota –ibukota kabupaten/kota selanjutnya dikirim ke ibukota-ibukota kecamatan. Komoditas hasil pertanian dari daerah produksi di kirim kepasar-pasar di ibukota kecamatan, selanjutnya sebagian besar di kirim ke ibukota kabupaten/kota dan ibukota provinsi.


Ullman mengungkapkan ada tiga syarat untuk terjadinya interaksi keruangan, yaitu :
(1)   Complementarity atau ketergantungan karena adanya perbedaan demand dan supply antar daerah
(2)   Intervening opportunity atau tingkat peluang atau daya tarik untuk dipilih menjadi daerah tujuan perjalanan
(3)   Transferability atau tingkat peluang untuk diangkut atau dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain yang dipengaruhi oleh jarak yang dicerminkan dengan ukuran waktu dan atau biaya

C.    Bangkitan dan Tarikan Lalu Lintas Dalam Pengembangan Wilayah
Salah satu cirri (karakteristik) utama pemngembangan wilayah adalah interaksi antar wilayah. Interaksi antar wilayah meliputi perpindahan penduduk, barang, sarana produksi dan pembangunan lainya dari suatu wilayah ke wilayah-wilayah lain, dari wilayah asal ke wilayah-wilayah tujuan.
Berpindahnya barang dari suatu tempat asal ke tempat tujuan adalah konsekuensi dari kesepakatan perdagangan antar pembeli dan penjual atau merupakan hasil transaksi perdagangan. Prinsip dalam perdagangan adalah saling menguntungkan bagi penjual dan pembeli. Di samping barang terdapat jasa dalam interaksi antar wilyah, yang dimaksudkan adalah jasa transportasi yang melayani pengangkutan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan.
Jasa transportasi merupakan unsure pembentuk pertumbuhan dan pengembangan wilyah. Perpindahan penduduk, barang dan sarana produksi dan pembangunan diharapkan memberikan manfaat positif, yaitu melaksanakan kegiatan produktif, meningkatkan produksi dan produktivitas, ataupun menunjang pembangunan proyek, pembangunan pabrik/industry dan instalasi penting. Dilihat dari segi pengembangan wilayah, jasa pelayanan transportasi membarikan konstribusi yang sangat besar dalam melayani angkutan perpindahan penduduk, barang, sarana produksi dan sarana pembangunan antar wilayah.
Muatan (dalam bentuk barang, sarana produksi, sarana pembangunan ataupun penduduk) yang di angkut dari tempat/daerah asal merupakan bangkitan lalu lintas. Bangkitan lalu lintas berasal dari kota pusat distribusi, pelabuhan laut, Bandar udara, dan daerah produksi pertanian, dilihat tempat berasalnya muatan yang membutuhkan pelayanan angkutan sehingga menimbulkan kegiatan lalu lintas pergerakan muatan.
Tarikan lalu lintas merupakan pusat/titik atau tempat yang menarik pergerakan lalu lintas muatan atau barang menuju pusat/ titik atau tempat tersebut. Perbedaan bangkitan lalu lintas dan tarikan lalu lintas terletak pada arah pergerakan lalu lintas muatan atau barang dilakukan, bangkitan lalu lintas menunjukan pergerakan arus barang dari suatu pusat/titik atau tempat asal yang merupakan sumber muatan barang ke luar menuju tempat-tempat yang membutuhkannya. Sebaliknya tarikan lalu lintas memperlihatkan pergerakan arus barang menuju ke suatu pusat/titik atau tempat sebagai tempat tujuan dari pergerakan arus barang tersebut.
Daya kekuatan dari pusat atau tempat yang merupakan bangkitan pergerakan lalu lintas meliputi beberapa factor, antara lain;
(1)   Tersedianya muatan barang dalam jumlah yang cukup besar dan dalam kualitas yang cukup baik, yang dibutuhkan oleh daerah atau tempat lain.
(2)   Tersedianya fasilitas pelayanan transportasi yang efektif dan efisien,
(3)   Terdapat lembaga dan pelaku perdagangan, keuangan, dan perbankan yang berkapasitas dan professional,
(4)   Terdapat berbagai kemudahan (fasilitas pelayanan ekonomi, fasilitas penunjang dan pelengkap terkait, dan peraturan perundangan serta iklim investasi atau berusaha yang kondusif).
Daya kekuatan dari tempat atau daerah tarikan pergerakan lalu lintas barang dapat dikemukakan di antaranya:
(1)   Jumlah penduduk yang cukup banyak yang membutuhkan barang konsumsi yang didatangkan dari daerah atau tempat lain.
(2)   Daya beli (pendapatan) penduduk relative kuat.
(3)   Barang-barang yang didatangkan (merupakan bahan baku) yang dibutuhkan untuk meningkatkan dan mengembangkan berbagai kegiatan pada berbagai sector atau kegiatan usaha,
(4)   Tersedia fasilitas penanganan jasa distribusi (perdagangan dan trasnportasi) yang berkapasitas, efektif, dan efisien.
Dengan klasifikasi wilayah berdasarkan keterhubungan dan ketergantungan dalam bidang transportasi tersebut, maka strategi pembanguna wilayahnya dapat di rumuskan secara tepat dan terarah, selanjutnya strategi pembangunan transportasi yang di perlukan menjadi lebih jelas dan terarah. Dengan lebih jelas arahnya,di harapkan pembangunan fasilitas (prasarana dan sarana) transportasi dan penyelenggaraan pelayanan transportasi untuk menunjang pembangunan wilayah diharapkan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.






















BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Keterhubungan antar wilayah diartikan adanya keterhubungan antara dua wilayah atau lebih. Keterhubungan antar wilayah menunjukan hubungan dua wilayah atau lebih. Keterhubungan antar wilayah menunjukan hubungan dua arah atau timbal balik antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain.
Berbeda dengan keterhubungan, Suatu wilayah tertentu bergantung pada wilayah lain. Demikian juga wilayah lain memiliki ketergantungan pada wilayah tertentu. Diantara wilayah-wilayah tersebut, terdapat wilayah-wilayah tertentu yang memiliki kelebihan dibanding yang lain sehingga wilayah tersebut memiliki beberapa fasilitas yang mampu melayani kebutuhan penduduk dalam radius yang lebih luas, sehingga penduduk pada radius tertentu akan mendatangi wilayah tersebut untuk memperoleh kebutuhan yang diperlukan.
Pengertian transporasi secara umum yaitu, rangkaian kegiatan memindahkan/ mengangkut barang dari produsen ke konsumen ( chain of transportation )dengan menggunakan salah satu moda transportasi baik melalui darat maupun udara.
Aktivitas penduduk yang meningkat perlu dijadikan perhatian dalam merumuskan kebijakan di bidang transportasi karena manusia senantiasa memerlukan transportasi. Hal ini merupakan sesuatu hal yang merupakan ketergantungan sumberdaya antar tempat. Hal ini menyebabkan proses interaksi antar wilayah yang tercermin pada fasilitas transportasi, sehingga terbentuk suatu keterhubungan antar wilayah.
Kegiatan arus barang antar wilayah dilakukan melalui pusat-pusatnya, yaitu melalui keterhubungan antar pusat besar, pusat sedang, pusat kecil, melalui keterhubungan dari pusat besar ke pusat-pusat sedang  dan arah sebalikny, melalui keterhubungan dari pusat sedang ke pusat-pusat kecil dan arah sebaliknya, atau sering terjadi pula keterhubungan dari pusat besar ke pusat sedang dan kemudian diteruskan kepusat-pusat kecil yang tersebar letaknya, dan demikian arah sebaliknya.
Muatan (dalam bentuk barang, sarana produksi, sarana pembangunan ataupun penduduk) yang di angkut dari tempat/daerah asal merupakan bangkitan lalu lintas. Tarikan lalu lintas merupakan pusat/titik atau tempat yang menarik pergerakan lalu lintas muatan atau barang menuju pusat/ titik atau tempat tersebut.
Dengan klasifikasi wilayah berdasarkan keterhubungan dan ketergantungan dalam bidang transportasi tersebut, maka strategi pembanguna wilayahnya dapat di rumuskan secara tepat dan terarah, selanjutnya strategi pembangunan transportasi yang di perlukan menjadi lebih jelas dan terarah. Dengan lebih jelas arahnya,di harapkan pembangunan fasilitas (prasarana dan sarana) transportasi dan penyelenggaraan pelayanan transportasi untuk menunjang pembangunan wilayah diharapkan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

B.     Saran
(1)   Berdasarkan pembahasan yang telah diuarikan sebelumnya diharapkan kepada pembaca agar dapat memahami dan mengerti tentang ketergantungan dan keterhubungan antar wilayah dalam bidang transportasi.
(2)   Diharapakan kepada pembaca dapat mengambil manfaat pada makalah dan dapat mengaplikasikan kepada daerah maupun  wilayah sendiri.
(3)   Kemudian kami pula selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembacara, berupa saran yang membangun agar dalam pembuatan makalah kedepan akan lebih berkembang menjadi yang lebih baik.





DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Sakti, Adji. 2011. TRANSPOTASI DAN PEMBANGUNAN WILAYAH. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Http:// pengertian-dan-fungsi-transportasi.html
Http:// peranan-transportasi-dalam-perkembangan.html
Http://Keterkaitan%20Transportasi%20Terhadap%20Lokasi%20dan%20Pola%20Ruang%20_%20Smartest%20ANNARIZ.htm

0 komentar:

Posting Komentar